Usaha Laundry ternyata GAMPANG
Bisnis apa yang tak ada matinya? Jika ukurannya kebutuhan primer, setelah bisnis makanan tentu saja bisnis laundry. Siapapun punya kebutuhan untuk mencuci pakaian. Masalahnya, apakah dicuci sendiri atau melepasnya ke perusahaan laundry?
Di perkotaan, kecenderungan orang atau keluarga menyerahkan cuci pakaiannya ke perusahaan laundry makin lama makin tinggi. Apalagi sekarang ada perusahaan yang menawarakn jasa laundry dengan sistem kiloan yang dirasa lebih murah dan efektif. Simply Fresh Laundry, salah satunya.
Simply
Fresh didirikan tahun 2005 oleh Agung Nugroho Susanto. Dalam waktu yang
relatif pendek perusahaan ini sudah berkembang menjadi perusahaan laundry dengan memiliki 40 outlet workshop
dan 250 agen yang tersebar di kota-kota besar Indonesia. Padahal Agung
tiga tahun lalu memulainya hanya dengan bermodalkan 1 mesin cuci dan 1
mesin pengering.
Kelebihan yang ditawarkannya antara lain, meski dengan konsep laundry kiloan Simply Fresh mempertahankan kualitas sekelas laundry hotel. Simply Fresh juga menggunakan bahan kimia standar laundry
profesional seperti detergen yang menggunakan teknologi oksigen yang
terbukti memberi hasil maksimal pada pakaian yang dicuci. “Detergen
tersebut berdasarkan penelitian Fakultas Kimia UGM selain membuat
pakaian menjadi lebih bersih dan warna pakaian lebih cerah juga ramah
lingkungan. Limbah detergen dapat menyuburkan tanaman dan dapat
menetralisir zat kimia aktif pada tanah,” papar Agung.
Sejak tahun 2008 Agung menawarkan sistem kerjasama model franchise bagi para investor yang tertarik ingin mengelola usaha laundry.
“Kami menawarkan 3 paket investasi yaitu Paket Standar senilai Rp 85
juta, Paket Eksklusif Rp 104 juta dan Paket Industri senilai Rp 145
juta,” jelasnya. Investasi paket tersebut sudah meliputi semua
kebutuhan usaha meliputi mesin cuci, iklan, renovasi tempat, peralatan
pendukung, pelatihan, dan sebagainya. Tempat yang dibutuhkan minimal 40
m2. Biaya tempat ini, jika sewa, belum termasuk dalam perhitungan
paket-paket usaha tadi. Sedangkan yang membedakan ketiga paket tadi
meliputi fasilitas, desain interior-eksterior, dan jumlah mesin. Agung
memperkirakan balik modal usaha ini bisa diperoleh dalam waktu antara 6
bulan hingga 12 bulan